Laman

Jumat, 10 Januari 2014

Mengangkat Tangan saat Do'a Khutbah Jum'at

Perlu diketahui bahwa do’a tidak selamanya dengan mengangkat tangan. Beberapa kondisi ada contoh bagi kita untuk mengangkat tangan, bahkan ini hukum asalnya. Namun ada beberapa keadaan yang tidak dianjurkan mengangkat tangan. Bagaimana dengan do’a saat khutbah Jum’at? Apakah dianjurkan bagi imam maupun makmum untuk mengangkat tangan? Kami berusaha menyajikan beberapa argumen akan masalah ini disertai memilih pendapat yang lebih kuat. Allahumma yassir wa a’in.
Ulama yang Menganjurkan Mengangkat Tangan
Yang membolehkan berdalil dengan keumuman hadits yang menunjukkan bahwa di antara adab berdo’a adalah dengan mengangkat tangan. Dari Salman radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ حَيِىٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحِى إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ
Sesungguhnya Allah itu Maha Hidup lagi Mulia, Dia malu jika ada seseorang yang mengangkat tangan menghadap kepada-Nya lantas kedua tangan tersebut kembali dalam keadaan hampa dan tidak mendapatkan hasil apa-apa.” (HR. Tirmidzi no. 3556. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Hadits ini adalah hadits umum untuk mengangkat tangan dalam setiap do’a.
Yang membolehkan hal ini adalah sebagian salaf dan sebagian ulama Malikiyah, sebagaimana dikatakan oleh Al Qadhi Husain (Lihat Syarh Muslim, 6: 162). Di antara dalil mereka lagi adalah ketika do’a khutbah Jum’at Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammengangkat tangan yaitu saat do’a istisqa’ (minta hujan).
Dari Anas bin Malik, ia berkata,
أَصَابَتِ النَّاسَ سَنَةٌ عَلَى عَهْدِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَبَيْنَا النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَخْطُبُ فِى يَوْمِ جُمُعَةٍ قَامَ أَعْرَابِىٌّ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَ الْمَالُ وَجَاعَ الْعِيَالُ ، فَادْعُ اللَّهَ لَنَا . فَرَفَعَ يَدَيْهِ ، وَمَا نَرَى فِى السَّمَاءِ قَزَعَةً ، فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ مَا وَضَعَهَا حَتَّى ثَارَ السَّحَابُ أَمْثَالَ الْجِبَالِ ، ثُمَّ لَمْ يَنْزِلْ عَنْ مِنْبَرِهِ حَتَّى رَأَيْتُ الْمَطَرَ يَتَحَادَرُ عَلَى لِحْيَتِهِ – صلى الله عليه وسلم
Pada masa Nabi shallallaahu ’alaihi wa sallam pernah terjadi kemarau yang panjang. Ketika Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah pada hari Jum’at, tiba-tiba seorang Badui berdiri seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah, harta telah rusak dan keluarga telah kelaparan. Berdo’alah kepada Allah untuk kami (untuk menurunkan hujan) !’. Maka beliau pun mengangkat kedua tangannya – ketika itu kami tidak melihat awan di langit – dan demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, beliau tidak menurunkan kedua tangannya, hingga kemudian muncullah gumpalan awan tebal laksana gunung. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak turun dari mimbar hingga aku melihat hujan menetes deras di jenggotnya –shallallahu ‘alaihi wa sallam-”. (HR. Bukhari no. 933)
Dalil yang Menyatakan Tidak Mengangkat Tangan
عَنْ حُصَيْنٍ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ رُؤَيْبَةَ قَالَ رَأَى بِشْرَ بْنَ مَرْوَانَ عَلَى الْمِنْبَرِ رَافِعًا يَدَيْهِ فَقَالَ قَبَّحَ اللَّهُ هَاتَيْنِ الْيَدَيْنِ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَا يَزِيدُ عَلَى أَنْ يَقُولَ بِيَدِهِ هَكَذَا. وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ الْمُسَبِّحَةِ.
Dari Hushain (bin ’Abdirrahman) dari ‘Umaarah bin Ruaibah ia berkata bahwasannya ia melihat Bisyr bin Marwan di atas mimbar dengan mengangkat kedua tangannya ketika berdoa (pada hari Jum’at). Maka ‘Umaarah pun berkata : “Semoga Allah menjelekkan kedua tangan ini. Sungguh aku telah melihat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di atas minbar tidak menambahkan sesuatu lebih dari hal seperti ini”. Maka ia mengisyaratkan dengan jari telunjuknya” (HR. Muslim no. 874).
Dalam riwayat lain disebutkan,
مَا زَادَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى هَذَا وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ السَّبَّابَةِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah menambah lebih dari itu dan beliau berisyarat dengan jari telunjuknya.” (HR. An Nasai no. 1412. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Ulama yang Tidak Menganjurkan Mengangkat Tangan
Imam Nawawi rahimahullah berkata,
هَذَا فِيهِ أَنَّ السُّنَّة أَنْ لَا يَرْفَع الْيَد فِي الْخُطْبَة وَهُوَ قَوْل مَالِك وَأَصْحَابنَا وَغَيْرهمْ . وَحَكَى الْقَاضِي عَنْ بَعْض السَّلَف وَبَعْض الْمَالِكِيَّة إِبَاحَته لِأَنَّ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَفَعَ يَدَيْهِ فِي خُطْبَة الْجُمُعَة حِين اِسْتَسْقَى وَأَجَابَ الْأَوَّلُونَ بِأَنَّ هَذَا الرَّفْع كَانَ لِعَارِضٍ .
 “Yang sesuai dengan ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tidak mengangkat tangan (untuk berdo’a) saat berkhutbah. Ini adalah pendapat Imam Malik, pendapat ulama Syafi’iyah dan lainnya. Namun, sebagian salaf dan sebagian ulama Malikiyah membolehkan mengangkat tangan saat do’a khutbah Jum’at karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu pernah mengangkat tangan kala itu saat berdo’a istisqa’ (minta hujan). Namun ulama yang melarang hal ini menyanggah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat tangan saat itu karena ada suatu sebab (yaitu khusus pada do’a istisqa’).”  (Syarh Muslim 6: 162)
Ulama besar Saudi Arabia yang pernah menjabat sebagai ketua Komisi Fatwa Kerajaan Saudi Arabia, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah ditanya, “Apa hukum mengangkat tangan bagi makmum untuk mengaminkan do’a imam saat khutbah Jum’at? Apa hukum mengaminkan do’a tersebut dengan mengeraskan suara?”
Syaikh Ibnu Baz rahimahullah menjawab,
Mengangkat tangan ketika khutbah Jum’at tidaklah disunnahkan bagi imam maupun bagi makmum. Karena Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah melakukan seperti ini. Begitu pula perbuatan semisal ini tidak pernah dilakukan oleh khulafaur rosyidin. Akan tetapi jika do’a tersebut untuk do’a istisqa’ (minta hujan) pada khutbah Jum’at, disunnahkan bagi makmum untuk mengangkat tangan. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat tangan ketika berdo’a minta hujan saat khutbah Jum’at. Allah Ta’ala berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu” (QS. Al Ahzab: 21).
Adapun makmum mengaminkan do’a imam ketika khutbah, maka menurutku tidaklah mengapa, namun dengan tidak mengeraskan suara. (Sumber fatwa di sini)
Kesimpulan, pendapat yang menyatakan tidak mengangkat tangan saat do’a khutbah Jum’at kami nilai lebih kuat. Sedangkan dalil Salman yang menunjukkan adab do’a adalah mengangkat tangan, itu adalah dalil umum dan dikhususkan dengan dalil bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat khutbah hanya mengisyaratkan dengan jari telunjuk.
Lantas bagaimana dengan makmum? Tidak ada dalil yang membicarakan mengenai makmum apakah mengangkat tangan ataukah tidak saat do’a imam ketika khutbah Jum’at. Sebagian ulama menyatakan boleh saja mengangkat tangan karena hukum asal do’a adalah mengangkat tangan. Ulama lain menyatakan tidak perlu mengangkat tangan karena sama dengan imam dan jika mengangkat tangan dituntunkan bagi makmum, tentu akan sampai hadits mengenai hal itu kepada kita (Lihat fatwa islamweb di sini). Intinya di sini ada khilaf (beda pendapat). Namun pendapat yang kami rasa lebih kuat adalah makmum tetap tidak mengangkat tangan sebagaimana alasan yang telah disebutkan dan ditunjukkan pula dalam fatwa Syaikh Ibnu Baz di atas.
Wallahu a’lam. Wa billahit taufiq.

@ Faculty of Engineering Corridor, KSU, Riyadh KSA, 19th Muharram 1433 H

Jumat, 03 Januari 2014

Salahkah Diri ini (4)

Karya Ilman Nasution

Sang mentari muncul dan menyinari dunia. Oh, alangkah indahnya. Ia muncul untuk membantu semua makhluk yang ada disana. Saat itu juga langit mendung. Dan turunlah air dari langit, bukan satu tetes yang turun, akan tetapi berjuta-juta tetes yang turun. Gw tak menyangka jika air dari langit turun hanya setetes dan pastinya sangat besar, dan mungkin akan menghancurkan rumah-rumah orang. Entah mengapa terkadang manusia tidak mensyukuri nikmat yang diberikan Allah azza wa jalla. Hujan dapat membantu kehidupan seluruh makhluk seperti tanaman, hewan, manusia, dll. Manusia terkadang menyalahkan hujan yang sebenarnya membawa kehidupan. Mengapa terjadi hujan disaat seperti ini dan kunjung tak reda yang dapat menyebabkan banjir!" katanya. Padahal Allah SWT telah memberi nikmat yang tak dapat habis jika kita dapat mengelolanya bukan hanya mengambil dan tidak bertanggung jawab. Misalnya, penebangan hutan setelah itu ditinggal begitu saja tanpa menanam bibit disana. Seharusnya mereka mengerti atas nikmat itu, nikmat yang dapat menghidupi mereka, akan tetapi mereka tidak bertanggung jawab. Akibatnya disaat hujan, karena tidak adanya tumbuhan disana terjadilah banjir.

Sungguh menyedihkan manusia ini, yang tak dapat mengelola atau mungkin sudah tau tapi mereka tidak mau mengelolanya. Wajar saja, ujar gw. Manusia dibodohi akalnya sendiri, ia hanya mendengarkan otaknya saja, ia tak bekerja sama dengan hatinya. Jika di negeri yang dicintai ini yaitu Indonesia dapat mengelola SDA dan SDM nya, kita pasti sejahtera. Mungkin jika kita mengerti tentang ekonomi dan politik di negeri ini. Ekonomi akan hidup jika kita mengerti akan kerjasama politik dengan negara lain, akan tetapi jangan sampai kita dimanfaatkan, seperti emas yang ada di Papua. Perusahaan itu membuat penduduk sekitar merasa dirugikan, akan tetapi pemerintah tetap melindungi perusahaan tersebut. Dengan keuntungan untuk perusahaan asing itu yang sangat banyak dan keuntungan untuk negeri ini yang sangat sedikit, mungkin itu tidak dapat disebut keuntungan karena emas tersebut berada di negeri sendiri. Jika saja pemerintah memberi penyuluhan untuk mengelola emas, kita tidak bisa diperbudak lagi oleh perusahaan asing. Itulah jika Ekonomi bekerja sama dengan politik yang salah cara.

Gw masih melamun akan hal itu.

Sekolah tidak ada hal yang menyenangkan, bel pun berbunyi menandakan bel pulang.

Akan tetapi ada hal yang menarik menunggu dirumah, bermain game baru.

"Download Succesful"

akhirnya patch gamenya telah terdownload. gw buka filenya setelah itu memasukkan datanya ketempat game tersebut untuk mengupdatenya. setelah itu gw maen dari siang sampai sore.
"SKIP"

waktu telah berlalu hingga malam menjemput. Matahari telah berganti dengan Bulan yang tugasnya menyinari malam yang selalu indah dengan bertaburnya bintang-bintang yang indah, walaupun hanya terkadang saja.
Gw buka BBM, terus Twitter juga. gw lihat pada saat itu sekitar jam 11.00 p.m. Gw mentionan sama temen gw dan saat itu juga dia online. yah, sesosok wanita yang tak pernah membuat gw lelah untuk mengejarnya.
Gw ngetweet untuk ngodein dia gitu, akan tetapi responnya aneh. Gw sejenak berpikir kok tega dia ngetweet gituan? terus gw bm si Kiki.

"Eh Kik, dia kok ngetweet yg aneh gitu ya?" kata gw
"Oh, iya ya. Mungkin ini kesempatan buat lu nelpon dia Ri." kata Kiki
"Iya juga sih, tapi gw mau buat rancangan dulu."
"Lu kira UUD ya? buat yang inti-intinya aja." kata Kiki
"Oke."

Gw telpon dia sekitar jam 00-an akan tetapi ga diangkatnya. Gw tambah heran kenapa begini ya, perasaan dia tadi ngetweet, berarti dia masih beraktivitas. Karena waktunya berjarak 1 jam, mungkin juga dia sudah tidur. Aku bingung. setelah beberapa kali telpon dan juga sms dengan nomor yang lain, gw memberanikan diri menggunakan nomor asli gw buat sms dia. akan tetapi tidak diangkat dia juga. Yah sudahlah sebaiknya gw tidur.

Paginya sekitar jam 9 gw terbangun dengan mimpi yang aneh, yang menyangkutkan pacarnya. setelah itu gw buka twitter, gw heran kenapa di dm gw banyak pesan sekitar 9 pesan. gw langsung buka ternyata itu dia, eh setelah dia ngaku ternyata itu pacarnya. Yang gw heran buat apa dia seperti memuja-muja kakak gw. Yah kalo gw pikir, urusan gw dengan dia aja, ga usah nyangkutin orang lain walaupun nanti akhirnya menjadi permusuhan. Gw sebenarnya males banget bales pesan dia, menurut gw dia itu ga berpendirian. Karena pertama dia itu kenapa beraninya lewat DM, bukan nelpon gw aja. Yang kedua setelah gw memberikan jawaban malah dia jawab yang lain, ketiga gw minta jangan sampe kami bermusuhan, akan tetapi twitter punya ceweknya ngeblokir twitter gw.

Gw heran dia ini lelaki beneran apa?? yah jawab sendiri. Lelaki itu menepati janji, dan mempunyai pendirian yang kuat karena sifatnya sebagai pemimpin rumah tangga nantinya. Gw saat itu yang sudah berjanji akan menjauh dari dia, dan ga akan nganggu hubungan mereka. Tapi dia mengingkari janji dia ke gw.

Gw seketika sakit hati, akan tetapi gw sok tegar didepan sahabat gw saat itu yang sedang ingin menuju party temennya, yang saat itu gw diajaknya kesana. Yaudah gw ikut aja sekalian mengusir kebosanan dan menyenangkan sahabat gw.

Saat gw mau tidur, jika gw sedang gundah, gw selalu mencoba untuk introspeksi diri terlebih dahulu sebelum tidur. Semua unek" gw, gw keluarin dan mengucapkannya sendiri, dan dijawab sendiri. Menurut gw itu hal yang terbaik yang pastinya dapat diterima oleh diri sendiri.

Hari-hari pun telah berlalu dan tiba saatnya liburan. Gw liburan dirumah tahun ini, dengan bermain game dan browsing. Selalu begitu setiap hari dan terkadang gw berenang bersama teman-teman gw. Pulangnya gw mengajak mereka untuk main game pes dulu sebelum mereka pulang.

Sore telah berlalu dan matahari pun telah berganti dengan bulan. Matahari telah selesai dengan tugasnya sementara bulan mengerjakan tugasnya sebagai sahabat dunia pada malam hari hingga fajar.
Entah kenapa malam itu gw memikirkan wanita yang gw sukai saat kelas 2 smp itu. Gw waktu itu ga tau kalo dia itu cinta sama gw, tapi sekarang gw sadar kenapa dia berubah sikapnya pada saat kelas 3 smp. dia ga pernah menegur gw, tapi pada saat gw ultah dia memberikan selamat pada gw dan berjabat tangan dengan gw, saat itu juga gw sangat senang. Waktu itu gw belum tau batasan antara laki-laki dan perempuan yang belum muhrim.

Pernah saat gw kelas 3, gw mau kasih kado buat dia, bukan karena ultah atau semacamnya, karena gw hanya ingin memberinya saja. Tapi gw ga punya keberanian pada saat itu untuk memberi kado tersebut.
dan sekarang gw terbayang akan wajahnya pada saat itu. Dia juga yang gw cari-cari di twitter saat itu, karena dia gw buat twitter itu. Gw sering chattingan dengan dia, gw sering bercanda dengannya, hanya di dunia maya saja. Di dunia nyata, gw ga berani ngomong sama dia.

Gw tidur dengan muka tersenyum akan kebahagiaan yang pastinya akan datang pada orang yang optimis dengan kebahagiaan nantinya.

Gw bangun pada saat itu, dan gw tersadar pada mimpi pertama gw bertemu dengan teman sebangkunya saat itu, dan menuju kelasnya. saat itu juga gw dan dia bertemu, dia tersenyum denganku. Dan dia mengenalkanku dengan mamanya. aku pun bersalaman dengan mamanya. Gw ga tau jelas tempatnya dimana, mungkin saat itu berada dirumahnya. Yah, mungkin karena mimpi tidak dapat diingat seutuhnya, yang pastinya itu dapat membuatku tersenyum kembali untuk menyambut dunia ini.

(TAMAT)